Tak perlu gusar saat pemadaman listrik melanda daerah anda. Karena UPS yaitu
(Uninterruptible Power Supply) saat ini memiliki peranan penting untuk menjaga
PC Desktop maupun Server Anda dari resiko kehilangan data maupun kerusakan
permanen dikarenakan hilangnya daya listrik akibat pemadaman maupun gangguan
listrik lainnya. Setiap PC tentu saja membutuhkan daya listrik. Jika aliran listrik terputus, tentu PC akan mati disinilah UPS bekerja. Fungsi dasar UPS
adalah untuk menyediakan suplai listrik sementara ke PC anda, tanpa terputus
pada saat main power nya tidak bekerja. Hal ini berlaku agar seluruh proses
dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan
komputer dapat dimatikan dengan benar. Cadangan listrik ini berfungsi untuk
menyimpan pekerjaan agar data aman dan tersimpan dengan benar. Cadangan listrik
bukan digunakan untuk terus menyalakan PC lalu melanjutkan pekerjaan anda.
UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan
Secondary Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak /
PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur
sumber daya listrik mana yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke PC.
Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary
Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source
sudah kembali berfungsi. UPS membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus
listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter
yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat
Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi
baterai pada saat main power bekerja.
Ada beberapa jenis
UPS menurut standar BS EN 62040-3:2001 yaitu:
1. VFI (Voltage and
Frequency Independent)
Disebut demikian karena tegangan dan frekuensi output tidak dipengaruhi
oleh tegangan dan frekuensi input. Ini yg biasa dikenal dengan nama Online UPS
atau Double Conversion UPS.
2. VFD (Voltage and
Frequency Dependent)
Disebut demikian karena tegangan dan frekuensi output dipengaruhi oleh (sama
dengan) tegangan dan frekuensi input. Ini yg biasa dikenal dengan nama Standby
UPS atau Offline UPS.
3. VI (Voltage
Independent)
Disebut demikian karena disertai filter/stabilizer/AVR sehingga tegangan
output distabilkan, sedangkan frkuensi output nya tetap mengikuti frekuensi
input. Menurut beberapa website UPS, ini yang disebut juga UPS
Line-Interactive. Sedangkan menurut beberapa website, disebut UPS
Line-Interactive bila dalam UPS tersebut konverternya hanya ada satu, sekaligus
berfungsi sebagai Rectifier (AC-DC) dan juga Inverter (DC-AC).
1. Noise
Hal ini terjadi apabila tegangan (voltase) naik/turun namun dengan
sedikit persentasenya. Jika standar 220 volt, sekitar 200 - 240 volt itu bisa
dianggap noise.
2. Blackout
Hal Ini terjadi jika main power (PLN) tidak bekerja. Fungsi dasar UPS
untuk mengatasi Blackout.
3. Brownout / Sag
Hal ini terjadi jika tegangan (voltase) dari main power turun (drop) dan
naik lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Kita kadang bisa mendeteksi
adanya Brownout ini ketika lampu di ruangan seperti berkedip. Penyebab Brownout
pada umumnya adalah karena ada tambahan beban berat (heavy load) di jaringan
listrik, misal menyalakan mesin produksi kapasitas besar.
4. Surge & Spike
Hal ini justru kebalikan dari Brownout / Sag, Surge & Spike terjadi
karena tegangan (voltase) dari main power melonjak dan turun lagi (kembali)
dalam waktu yang sangat cepat. Naiknya bisa mencapai puluhan kali dari yang
seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Jadi misal tegangan normal
listrik kita 220 volt, surge ini bisa membuatnya melonjak menjadi 2000 volt atau bahkan 10000 volt.