Minggu, 26 Agustus 2018


3 Komponen Penghubung Kabel




Kabel merupakan komponen penghantar yang terisolasi yang berfungsi untuk menghubungkan antara komponen satu dengan yang lainnya pada sebuah rangkaian kelistrikan. Kabel merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. 3 komponen penghubung kabel yang sangat penting dan harus ada pada kabel antara lain:

Penghantar

Penghantar atau konduktor merupakan bagian dari kabel yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Konduktor atau bahan penghantar listrik yang biasanya digunakan oleh Kabel Listrik adalah bahan Tembaga dan juga yang berbahan Aluminium meskipun ada juga yang menggunakan Silver (perak) dan emas sebagai bahan konduktornya namun bahan-bahan tersebut jarang digunakan karena harganya yang sangat mahal.

            Isolator

Isolator merupakan bagian dari kabel yang terbuat dari bahan dielektrik (tidak dapat menghantarkan arus) yang berfungsi untuk melindungi atau mengisolasi penghantar satu dengan yang lainnya agar tidak berhubungan, selain itu juga berfungsi untuk melindungi lingkungan disekitarnya agar tidak terjadi kebocoran arus. Pada isolator juga dilengkapi komponen pelindung dari gaya elektromagnetik yaitu untuk melindungi arus listrik dari pengarus gaya elektromagnetik.
·        
                 Pelindung luar

Pelindung luar yang terdapat pada kabel berfungsi untuk memberikan perlindungan kabel terhadap kerusakan mekanis, pengaruh dari bahan-bahan kimia, api dan lain sebagainya yang dapat merugikan.





Kabel Listrik pada dasarnya merupakan sejumlah Wire (kawat) terisolator yang diikat bersama dan membentuk jalur transmisi multikonduktor. Dalam pemilihan kabel listrik, kita perlu memperhatikan beberapa faktor penting yaitu warna kabel listrik, label informasi dan aplikasinya. Informasi yang tercetak di kabel listrik merupakan informasi-informasi penting tentang kabel listrik yang bersangkutan sehingga kita dapat menyesuaikan kabel listrik tersebut dengan penggunaan kita. Kebanyakan kabel listrik yang beredar di pasaran adalah jenis kabel tembaga. Jenis kabel dengan penghantar tembaga dan biasanya dipakai dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga biasanya disebut kabel instalasi.




Ada dua jenis kabel tembaga berdasarkan bahan penghantar, fungsi dan susunan isolasinya. Ciri-ciri kabel tembaga berdasar bahan penghantarnya bentuknya padat dan berurat banyak, bahan dari alumunium murni dan campuran, dan ciri-ciri kabel tembaga fungsi dan susunan isolasinya untuk keperluan instalasi listrik rumah tinggal, instalasi pesawat elektronika,panel tenaga dan distribusi. Biasanya menggunakan isolasi PVC dan XLPE. Informasi-informasi penting yang tercetak di kabel listrik tersebut diantaranya adalah ukuran Kabel (Cable Size), yaitu ukuran pada setiap individu wire yang terikat bersama pada kabel yang bersangkutan, tegangan nominal, yaitu tegangan operasional wire kabel yang bersangkutan seperti 450/750V yang artinya tegangan nominalnya adalah sekitar 450V hingga 750V, serta kode bahan dan jumlah wire dalam kabel.




Beberapa kode kabel yang sering kita jumpai diantaranya seperti NYA, NYAF, NGA, NYM, NYMHY, NYY, NYYHY dan lain-lainnya. Dari kode tersebut kita dapat mengetahui Bahan Konduktor dan Bahan Isolator yang digunakan serta jumlah wire konduktornya tunggal atau serabut (lebih dari satu). Contohnya pada kabel NYA bahan penghantar/inti tembaga yang di-anil-kan (pemanasan kemudian didinginkan pelan-pelan) dengan isolasi selubung PVC. Pemakaian tegangan  berkisar antara 450 V/750 V digunkan untuk instalasi dalam pipa kabel atau terbuka pada kondisi kering, dengan klasifikasi inti kabel  hijau-kuning-hitam-biru muda dan merah. 3 komponen penghubung kabel dengan tenaga listrik inilah yang terpenting, jadi kualitas dan merk kabel menjadi penting untuk anda perhatikan. Jangan sampai terancam bahaya listrik karena anda salah memilih kualitas kabel yang buruk.

Selasa, 24 April 2018

UPS 1000va


Tak perlu gusar saat pemadaman listrik melanda daerah anda. Karena UPS yaitu (Uninterruptible Power Supply) saat ini memiliki peranan penting untuk menjaga PC Desktop maupun Server Anda dari resiko kehilangan data maupun kerusakan permanen dikarenakan hilangnya daya listrik akibat pemadaman maupun gangguan listrik lainnya. Setiap PC tentu saja membutuhkan daya listrik. Jika aliran listrik terputus, tentu PC akan mati disinilah UPS bekerja. Fungsi dasar UPS adalah untuk menyediakan suplai listrik sementara ke PC anda, tanpa terputus pada saat main power nya tidak bekerja. Hal ini berlaku agar seluruh proses dapat dihentikan dengan benar, seluruh data dapat disimpan dengan aman, dan komputer dapat dimatikan dengan benar. Cadangan listrik ini berfungsi untuk menyimpan pekerjaan agar data aman dan tersimpan dengan benar. Cadangan listrik bukan digunakan untuk terus menyalakan PC lalu melanjutkan pekerjaan anda.

UPS memiliki dua sumber daya listrik : Primary Power Source dan Secondary Power Source. Salah satunya berasal dari main power (stop kontak / PLN), satunya dari baterai UPS. Di dalam UPS terdapat Switch yang mengatur sumber daya listrik mana yang digunakan untuk menyediakan suplai listrik ke PC. Jika Primary Power Source tidak berfungsi, Switch akan mengaktifkan Secondary Power Source secara otomatis. Begitu juga sebaliknya jika Primary Power Source sudah kembali berfungsi. UPS membutuhkan arus listrik AC, sedangkan arus listrik dari baterai adalah DC. Oleh karena itu, di dalam UPS terdapat Inverter yang mengubah arus DC dari baterai menjadi arus AC. Di dalam UPS juga terdapat Rectifier yang mengubah arus AC dari main power menjadi arus DC untuk mengisi baterai pada saat main power bekerja.


Ada beberapa jenis UPS menurut standar BS EN 62040-3:2001 yaitu:


1. VFI (Voltage and Frequency Independent)

Disebut demikian karena tegangan dan frekuensi output tidak dipengaruhi oleh tegangan dan frekuensi input. Ini yg biasa dikenal dengan nama Online UPS atau Double Conversion UPS.

2. VFD (Voltage and Frequency Dependent)

Disebut demikian karena tegangan dan frekuensi output dipengaruhi oleh (sama dengan) tegangan dan frekuensi input. Ini yg biasa dikenal dengan nama Standby UPS atau Offline UPS.

3. VI (Voltage Independent)

Disebut demikian karena disertai filter/stabilizer/AVR sehingga tegangan output distabilkan, sedangkan frkuensi output nya tetap mengikuti frekuensi input. Menurut beberapa website UPS, ini yang disebut juga UPS Line-Interactive. Sedangkan menurut beberapa website, disebut UPS Line-Interactive bila dalam UPS tersebut konverternya hanya ada satu, sekaligus berfungsi sebagai Rectifier (AC-DC) dan juga Inverter (DC-AC).


 UPS juga terdapat dalam beberapa Konsumsi Daya, dari UPS 500VA – hingga UPS1000VA. Beberapa UPS dengan Konsumsi Daya dari UPS 500VA  hingga UPS 1000VA terdiri dari berbagai brand populer seperti APC, ICA, PROLINK, Kenika, Liebert. Juga yang harus diperhatikan yaitu beberapa jenis gangguan suplai daya listrik ke PC. Ada beberapa jenis gangguan suplai daya listrik ke PC antara lain :


1. Noise

Hal ini terjadi apabila tegangan (voltase) naik/turun namun dengan sedikit persentasenya. Jika standar 220 volt, sekitar 200 - 240 volt itu bisa dianggap noise.

2. Blackout

Hal Ini terjadi jika main power (PLN) tidak bekerja. Fungsi dasar UPS untuk mengatasi Blackout.

3. Brownout / Sag

Hal ini terjadi jika tegangan (voltase) dari main power turun (drop) dan naik lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Kita kadang bisa mendeteksi adanya Brownout ini ketika lampu di ruangan seperti berkedip. Penyebab Brownout pada umumnya adalah karena ada tambahan beban berat (heavy load) di jaringan listrik, misal menyalakan mesin produksi kapasitas besar.

4. Surge & Spike

Hal ini justru kebalikan dari Brownout / Sag, Surge & Spike terjadi karena tegangan (voltase) dari main power melonjak dan turun lagi (kembali) dalam waktu yang sangat cepat. Naiknya bisa mencapai puluhan kali dari yang seharusnya, dan waktunya hanya sepersekian detik. Jadi misal tegangan normal listrik kita 220 volt, surge ini bisa membuatnya melonjak menjadi  2000 volt atau bahkan 10000 volt.